
Seorang pengikut Maradona sedang berdoa dengan memegang replika tropi Piala Dunia di Gereja Maradona. (Foto: telegraph.co.uk)
Kata  orang, sepakbola agama kedua (kata orang, loh!). Namun, di sebagian  besar negara yang maju sepakbolanya, hal tersebut terbukti benar.  Seperti Eropa dan Amerika Latin, contoh tergres adalah Argentina, yang  kehilangan tim legendaris River Plate di divisi utama Argentina.
Saya  tahu tulisan ini telat, hanya sekedar mencari pembuktian bahwa  sepakbola adalah agama. Setelah terdegradasinya River Plate (klub yang  tidak pernah terdegradasi), kerusuhan merebak di mana-mana. Sama seperti  saat krisis di Indonesia atau Mesir, bahkan pasukan polisi pun harus  diturunkan di seluruh penjuru Buenos Aires.
Kerusuhan yang ada, mengalahkan keributan yang sering ditimbulkan oleh para penonton kita. Water Cannon langsung  diturunkan guna memukul mundur ribuan suporter. Tak hanya mengamuk di  dalam stadion, fans River Plate membakar beberapa mobil di luar stadion  serta bentrok dengan pihak keamanan.
Suporter  River Plate memang terkenal sangat militan, selain klub tetangganya  Boca Juniors. Maka tidak heran bila hal ini terjadi.
Contoh  lainnya adalah, pembunuhan seorang DJ di Italia, Gabrielle Sandri, 2007  lalu, sesaat sebelum Lazio vs Juventus. Meski pihak berwenang mengakui  kejadian itu adalah kecelakaan, tapi banyak pihak yang meragukan hal  tersebut.
Mau  yang spektakuler? Diego Maradona dijadikan Tuhan oleh para penggemar  setianya! Bahkan mereka memiliki gereja untuk memuja sang pemain  legendaris tersebut. Padahal, harus diakui Maradona sendiri tidak  sempurna, ia pemakai doping dan temperamental.
Dan masih banyak contoh lainnya…Yang saya tidak bisa sebut satu persatu.
Apakah  di Indonesia, sepakbola agama kedua? Bisa jadi. Kita lihat saja  seberapa sering, para penonton kita membuat kerusuhan. Bahkan tidak  hanya untuk menonton sepakbola saja mereka datang ke stadion, tapi  perang! Terbukti dengan razia yang sering dilakukan polisi, selalu  ditemukan banyak senjata tajam dari para suporter.
Bahkan,  kalau mau jujur, banyak pertandingan sepakbola yang bentrok dengan  waktu shalat, dan para suporter lebih baik meninggalkan itu, dibanding  terlewat gol dari para pemain pujaan.
Satu  lagi adalah, banyak orang bangun malam bukan untuk beribadah, tapi  menonton bal-balan. Padahal, malam adalah waktu paling baik untuk  mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Dan hal itu, lumrah terjadi pada  saat Piala Dunia, Piala Eropa atau Liga Champion.
Hal  paling gampang dalam melihat sepakbola sebagai “agama” adalah saat  khotbah agama (baik Islam atau non Islam), berapa banyak yang  menyaksikan siaran tausyiah dengan sepakbola, baik di stadion atau  tempat ibadah? Anda bisa hitung sendiri, lah?
Bahkan,  seperti diakui oleh masyarakat Eropa, gereja jarang dikunjungi oleh  para umat Nasrani. Kecuali bila ada acara kebesaran agama, seperti  Natal. Sama halnya dengan mesjid yang ramai saat Jumatan saja…
Apakah  penulis juga termasuk dalam kalangan itu? jujur iya! Namun, tidak  termasuk golongan ekstrim, seperti ikut membuat rusuh dan lainnya.
Jadi bila sepakbola agama kedua, kitab sucinya apa, ya? Dan yang paling penting siapa Tuhannya?
 
PELAYANAN TERBAIK DARI INDOKARTU
BalasHapusSebagai salah satu agen permainan poker online terbaik, Indokartu tentu menjaga standard kualitas pelayanan kepada member-member setia kami. Jadi untuk yang berlum bergabugn segera bergabung bersama kami dan nikmati pelayanan seperti:
- Livechat dan kontak 24jam
- Pelayanan yang ramah dan sopan
- Menjawab dan memberikan solusi kepada setiap pertannyaan anda
- Pelayanan Deposit dan Withdraw yang cepat
- DLL
Jadi tunggu apa lagi, segera bergabung bersama kami. Hubungi kami di :
WA : 081333366766
BBM : indkartu
LINE : indokartu
Atau langsung di Livechat kami Indokarti.biz
SITUS JUDI ONLINE