Rabu, 23 November 2011

Dahsyat, Tim Sepakbola Indonesia Menantang Brazil, Juara HWC 2010

Terimakasih Tuhan, sesudah penyandang disabilitas meraih 15 medali emas, 13 perunggu dan 7 perunggu di Special Olympics World Summer Games XIII di Athena Yunani melalui cabang olah raga renang, tenis meja, badminton dan bocce.


Kini Derajat Ginanjar Koesmayadi (kapten), Aris Kurnia, Andri Kustiawan, Ronny Suryadani, Tri Eklas Tesa Sampurno, Sandy Gempur Purnama, Gimgim, Sofyan Nurdin, Edward, Ronny Suryadani kembali berjaya memasuki perempat final kejuaraan sepakbola Homeless World Cup 2011 di Paris, Perancis.


Suatu turnamen  street soccer yang mendapat dukungan dari UEFA.


Siapakah mereka? Mereka adalah sekelompok pemuda yang selama ini termarjinalkan, mantan pengguna napza (narkoba, alcohol dan psikotropika) dan ODHA yang bergabung dalam Rumah Cemara, sebuah komunitas yang melakukan intervensi kesehatan masyarakat agar pengguna napza dan ODHA bisa meningkatkan kualitas hidupnya.


Dibawah gemblengan pelatih Leonardus Adim dan Manajer sepak bola Kate Otto, mereka berangkat ke Paris, Perancis pada tanggal 18 Agustus 2011 setelah sebelumnya hampir gagal berangkat  karena  tidak ada dana dan dukungan dari pemerintah daerah, halmana pernah menyebabkan mereka urung berangkat ke Brazil dalam HWC 2010.

He's Back!

Arsene Wenger memiliki jasa sangat besar dalam perkembangan karier Francesc Fabregas. Kini, mereka harus berpisah. Namun, Cesc bukanlah ‘kacang yang lupa kulitnya’. Perpisahan keduanya yang dramatis pun sangat mengharukan. Tidak ada permusuhan, tidak ada dendam. Yang ada hanya kenangan manis.








Seperti sudah diprediksi sebelumnya, Cesc Fabregas akan ‘pulang kandang’ ke Barcelona. Eks kapten Arsenal itu diboyong dengan nilai transfer sebesar 29 juta euro (Rp. 404 miliar). Cerita tentang Fabregas, Arsenal dan Barcelona memang sudah lama menyita perhatian. Episode baru dari kisah itu sudah dimulai.

Empat belas tahun lalu, Fabregas kecil memupuk mimpi saat bergabung dengan akademi sepak bola Barcelona, La Masia. Di sanalah banyak bakat-bakat muda meretas jalan menjadi bintang. Bersama Gerard Pique dan Lionel Messi, Fabregas mencuri perhatian. Meski berposisi sebagai gelandang bertahan, ia bisa mencetak hingga 30 gol per musim di kompetisi junior.

Sepakbola Agama Kedua, Apa Betul?

13097603002106484515
Seorang pengikut Maradona sedang berdoa dengan memegang replika tropi Piala Dunia di Gereja Maradona. (Foto: telegraph.co.uk)
Kata orang, sepakbola agama kedua (kata orang, loh!). Namun, di sebagian besar negara yang maju sepakbolanya, hal tersebut terbukti benar. Seperti Eropa dan Amerika Latin, contoh tergres adalah Argentina, yang kehilangan tim legendaris River Plate di divisi utama Argentina.

Saya tahu tulisan ini telat, hanya sekedar mencari pembuktian bahwa sepakbola adalah agama. Setelah terdegradasinya River Plate (klub yang tidak pernah terdegradasi), kerusuhan merebak di mana-mana. Sama seperti saat krisis di Indonesia atau Mesir, bahkan pasukan polisi pun harus diturunkan di seluruh penjuru Buenos Aires.

Kerusuhan yang ada, mengalahkan keributan yang sering ditimbulkan oleh para penonton kita. Water Cannon langsung diturunkan guna memukul mundur ribuan suporter. Tak hanya mengamuk di dalam stadion, fans River Plate membakar beberapa mobil di luar stadion serta bentrok dengan pihak keamanan.

Gracias y Adios La Masia!

TANGAN Guillermo Amor tegang, sedikit bergetar menahan emosi, sesaat sebelum menutup sekaligus mengunci pintu gerbang La Masia. Setelah dua gerbang menyatu, air mata Amor tak tertahan lagi, mengalir membasahi pipi di wajah yang sebenarnya cukup garang. Ia tak sendiri, karena beberapa orang lain juga dalam kondisi yang sama, yakni Wakil Presiden bidang Olahraga Barcelona, Josep Maria Bartomeu, Penanggung Jawab Program Latihan Jordi Mestre dan Direktur La Masia, Carles Folguera.


13094877601054679049

Empat orang tersebut secara simbolis melakukan seremoni penutupan gedung dan asrama Akademi La Masia, yang selama ini sudah menelorkan banyak pemain berkualitas dunia. Barcelona sudah memiliki lokasi baru yang sudah beroperasi mulai kemarin, di Centre de Formació Oriol Tort, Ciutat Esportivo Joan Gamper. Tempat baru tersebut memiliki luas enam ribu meter persegi hanya untuk asrama saja dengan lima lantai. Sementara bangunan lama akan difungsikan sebagai museum.

Namanya Messi,Yah..

Hai Ayah, apa kabar..baik-baik saja kan?


Yah, hari ini aku ingin banyak bercerita pada Ayah, tentang seseorang..seseorang sangat aku kagumi dan idolakan. Apa..pacar??hihihii..bukan Yah. Ceritanya gak jauh-jauh dari hobi kita berdua kok.., sepakbola. Aku ingin bercerita tentang pemain bola favoritku, Ayah pasti belum tahu kan?Tapi, sebelumnya..Ayah harus janji kalau Ayah tak’an marah…,karena dia gak berasal dari Brazil atau bermain untuk AC Milan:(. Tuh kan Ayah cemberuuut..senyum dong..naaaah gitu:). Aku mulai ceritanya ya…


Sudah lima tahun aku mengaguminya, lebih tepatnya sejak kenal dengan FC Barcelona (Ayah pasti tahu..kan Ronaldo dulu pernah main di klub Catalan itu,hehehe). Tepat dua puluh empat tahun yang lalu, ia lahir di Rosario, 300 kilometer sebelah barat laut dari Buenos Aires, Argentina. Ia lahir dari rahim seorang Ibu yang bernama Celia, dan memiliki kakak yang bernama Rodrigo & Matias..juga adik yang bernama Maria Sol. Sejak umur lima tahun ia sudah bermain sepakbola dengan sebuah klub lokal bernama Grandoli, yang dilatih oleh sang Ayah, Jorge..yang juga seorang pekerja pabrik. Walaupun masih kecil, tapi dia sungguh sangat lihai menggocek bola Yah, itu bukan didapat dari latihan semata..tapi tumbuh secara alamiah. “Dia begitu berbeda dari yang lain. Dia akan merebut bola, melewati empat  atau lima pemain dan mencetak gol”, setidaknya itu yang pernah diucapkan oleh David Teves, Ketua Grandoli. Nah, sekarang aku kasih tahu foto kecilnya ya..